MUHASABAH DIRI SENTIASA...
Neraka itu lautan api, dengan batu-batu dan manusia sebagai bahan bakarnya, penuh ular, duri, dan cairan timah membara. Orang-orang Islam meyakininya seperti itu, maka jadilah neraka seperti itu. Lalu mereka jadi takut memasukinya. Syurga itu taman indah seluas langit dan bumi, penuh bidadari cantik di dalamnya, makan minum tanpa kenyang, bercinta tanpa pernah merasa jemu. Orang-orang Islam meyakini syurga seperti itu, maka jadilah syurga seperti itu. Mereka jadi ingin memasukinya.
Jika syurga seluas langit dan bumi, di manakah letak neraka?
Kalau begitu, apa beda syurga dan neraka dengan kehidupan dunia jika yang berbeda hanya kesangatan rasa (dalam suka dan duka)? Bukankah kenikmatan dan kesengsaraan itu sudah ada di dunia? Jika penderitaan neraka taiada ungkapan terkatakan pedihnya, apa makna api, cairan timah, ular berbisa, dan duri bagi para pendosa? Jika kenikmatan syurga tak terkatakan indahnya, apa makna susu, madu, bidadari cantik, dan sebagainya? Apa pula makna takut dan ingin jika keduanya adalah hasrat, dan Adam menjadi berdosa karena hasrat ingin berada dan mengaku berada?
Pengetahuan Tuhan melampaui keinginan dan ketakutan manusia. Ketakutan dan keinginan manusia menjadi kesamaran bahkan bertentangan di dalam-Nya. Jika aku tidak mau masuk neraka dan ingin masuk syurga, sedang pengetahuan Tuhan tentang diriku berbanding terbalik dengan keinginanku, bukankah takut dan ingin menjadi tidak bermakna? Usaha mengabdi hanyalah sejati bila kita ingin mendekati pengetahuan-Nya. Hamba yang baik adalah hamba yang siap menerima keputusan-Nya. Keputusan adalah pengetahuan-Nya. Manusia menjadi ada kerna hasrat-Nya.
Jika tubuhku ini diseret ke neraka karena keinginan-Nya, bukankah tak tahu sopan santun membantah keputusan-Nya?
Wallahua'lam.......??
Friday, April 15, 2011
Dicatat oleh MUHAMMAD FITRI BIN HJ SHUAIB di 7:55 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Siapa Bran Komen Ni..!:
Post a Comment